KETERAMPILAN VARIASI GAYA MENGAJAR DAN PEMBERIAN
PENGUATAN
|
Abstrak
Ada delapan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang
guru, anatara lain keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelolah kelas, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, dan keterampilan mengajar kelompok kecil. Semua
keterampilan tersebut harus dimiliki dan dikembangkan oleh guru. Dengan harapan
proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Namun penulis selaku mahasiswa calon guru, didalam
makalah ini hanya membahas lebih rinci dua keterampilan saja, yaitu
keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan memberi penguatan.
Menggunakan variasi diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar dengan tujuan mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam proses belajarnya, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.
Prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam
menggunakan variasi diantaranya; Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif;
Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat; Penggunaan komponen-komponen
variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan sebelumnya; Penggunaan
komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.
Kegiatan memberi penghargaan atau
penguatan merupakan suatu usaha seorang guru dalam membangkitkan motivasi
seorang siswa dengan harapan, apa yang telah dikerjakan/diusahakan supaya
selalu ditingkatkan.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
Pendahuluan
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya
kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Orang akan lebih suka bila hidup ini diisi dengan variasi dalam
arti yang positif. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, bila guru dalam
mengajar tidak menggunakan variasi maka akibatnya murid akan merasa bosan akan
pelajaran yang telah di sampaikan oleh guru tersebut, akan mengurangi perhatian
siswa, dan dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.
Permasalahan aktual
Beberapa faktor yang menyebabkan kebosanan siswa
terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru, guru yang tanpa menggunakan
variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan materi, guru hanya duduk
dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika ada siswanya bergurau
dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah atau satu siswa disaat
menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu diperhatikan, hal-hal yang
seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif,
dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang alias
terganggu. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan variasi dalam gaya
mengajar, agar siswa termotivasi, bergairah dan menciptakan suasana yang
kondusif dalam belajar.
Tujuan
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi proses belajar mengajar.
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi proses belajar mengajar.
Memberi kemungkinan pilihan dan
fasilitas belajar individu.
Merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar.
Meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penulis
mengharapkan makalah ini mampu memperluas wawasan dan menambah pengetahuan
serta mengembangkan khazanah keilmuan,
khususnya di bidang keterampilan mengajar, yaitu tentang variasi gaya mengajar guru
dan pemberian penguatan. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
Bagi Pendidik
Dapat menjadi informasi tentang
bagaimana pentingnya penerapan variasi gaya mengajar dan pemberian penguatan.
Dapat
meningkatkan professional pendidik sebagai tenaga pengajar.
Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang
implementasi variasi gaya mengajar dan pemberian penguatan.
Dapat dijadikan bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang professional.
Tinjauan Teoritik
Variasi gaya mengajar
Variasi mengandung makna perbedaan.
Dalam kegiatan pembelajaran pengertian variasi merujuk pada tindakan dan
perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk
memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.
Tujuan utama guru mengadakan variasi
dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian
mereka terpusat pada pelajaran.
Sedangkan gaya mengajar ialah gaya yang
dilakukan guru pada waktu mengajar di muka kelas. Gaya mengajar menurut Soetomo adalah laku mengajar seorang guru.
Berdasarkan pengertian di atas, maka
variasi gaya mengajar adalah suatu kegiatan/ tindakan guru yang beraneka ragam
dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi
kebosanan peserta didik, sehingga dalam situasi belajar-mengajar di dalam kelas
peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, gairah, serta penuh partisipasi.
Penguatan (Reinforcement)
Penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal yang merupakan bagian dari
modifkasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik (feed
back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi. Atau penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulang kembali tingkah laku tersebut. Tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membereskan hati siswa agar mereka
lebih giat berprestasi dalam interaksi belajar mengajar.
Komponen-Komponen Masalah
Keterampilan Variasi
Variasi Suara Guru
Seorang guru dapat menggunakan
kalimat-kalimat yang berirama dengan penekanan disana-sini. Atau mungkin justru
mengucapkan dalam volume lebih rendah untuk menimbulkan efek tertentu.
Variasi kecepatan meningkatkan
kepentingan pesan, menonjolkan frase yang penting. Dengan mengubah kecepatan
dengan jeda yang sering, irama yang mantap, dan klausa yang pendek, siswa akan
tetap berminat sambil juga menambah ketertarikan dan antisipasi pada pesan yang
disampaikan.
Variasi suara bahkan mempengaruhi
informasi yang sangat biasa sekalipun. Menggunakan bisikan untuk hal-hal yang
penting. Menggunakan kalimat pendek dan cepat untuk menimbulkan semangat. Pola
bicara berirama dengan kecepatan sedang akan menarik pelajar auditorial. Selain
itu gerakan kepala dan wajah akan membantu variasi suara.
Suara ini tentunya tidak bisa
dibuat-buat, karena suara ada sejak lahir. Gunakan suara itu apa adanya, yang
penting suara guru hendaknya dapat didengar oleh anak dari segala penjuru
kelas. Suara yang enak dengan bahasa yang baik akan lebih membuat pelajaran
hidup dan bergairah.
Variasi Mimik Dan Gestural (Gerak)
Variasi Mimik Dan Gestural (Gerak)
Kesan antusiasme guru dapat muncul
dengan membuat variasi mimik dan gestural. Perubahan-perubahan mimik dapat
membantu siswa untuk menangkap makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan
gerak gestural yang bermakna dan benar dapat memudahkan anak memahami konsep.
Penggunaan variasi mimik juga dapat
membantu guru agar tidak perlu menegur anak didiknya dengan menggunakan lisan
atau mengulang-ulang ekspresi kepuasan dan perasaan lega terhadap perbuatan
tertentu dengan perkataan. Cara ini sangat efektif dipraktikkan kepada
sekelompok orang, karena di sana ada orang-orang yang cukup menegurnya dengan
pandangan tajam dan tidak membutuhkan dengan menghardiknya atau mengomelinya,
dan di sana ada orang-orang yang lebih terpengaruh dengan senyuman dan muka
manis daripada guru mengatakan kepadanya, “Bagus kamu” atau “Ini bagus”, tanpa
diiringi dengan apresiasi wajah yang menunjukkan terhadap perasaan lega dan
suka.
Perubahan Posisi
Perubahan posisi dapat dilakukan dengan
gerakan mendekat menjauh, ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Dengan
perubahan posisi guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu guru dapat dengan
segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak. Gerakan mendekati
anak dapat menimbulkan efek psikologis bagi anak, sehingga dapat menimbulkan
kesan akrab dan hangat. Guru sebaiknya berdiri pada tempat yang dapat dilihat oleh seluruh kelas. Guru
tidak perlu terlalu sering mondar-mandir, begitu pula tidak perlu terlalu
terpaku pada satu tempat saja.
Kesenyapan (Diam Sejenak)
Ketika guru sedang menjelaskan suatu
pengetahuan tertentu (fakta, konsep, prinsip, generalisasi atau problem
solving) dapat saja terjadi memudarnya perhatian anak. Untuk itu, guru
menggunakan teknik “diam sejenak”, untuk membuat anak memperbaharui
perhatiannya. Apabila gejala perhatian anak telah muncul, guru dapat meneruskan
penjelasan.
Diam sejenak dapat diterapkan secara
proporsional dan dengan waktu yang sangat singkat. Dalam satuan waktu belajar,
apabila frekuensi penggunaan terlalu tinggi dapat mengganggu kelancaran anak
dalam menguasai bagian pengetahuan yang diterangkan guru. Demikian pula apabila
diamnya terlalu lama dapat menimbulkan kegelisahan anak.
Diam di tengah-tengan penjelasan guru
memiliki beberapa faidah yang sangat baik. Diantaranya, bahwa hal itu dapat
menarik perhatian siswa, dimana seorang guru berbicara pada tema tertentu
kemudian berhenti secara tiba-tiba, sungguh hal ini tidak diragukan lagi akan
melahirkan perhatian orang yang mendengar. Diam sejenak juga memberikan
kesempatan bagi guru untuk menarik nafas dan mengambil sedikit relaks,
memberikan guru kesempatan untuk menata ide, dan itu adalah aktivitas otak yang
tidak akan menghabiskan waktu kecuali beberapa detik saja.
Pemusatan Perhatian (Focusing)
Kemudahan belajar anak dipengaruhi pula
oleh kadar perhatian yang dipusatkan anak terhadap pelajaran guru. Karena itu,
merupakan tugas untuk merangsang munculnya perhatian anak. Untuk membangkitkan
perhatian anak, guru dapat melakukan teknik “pemusatan perhatian”.
Pada waktu guru mengajar ia harus
selalu berusaha agar murid memusatkan perhatian kepada segala sesuatu yang
disajikan olehnya kepada para pelajar dan menjaga jangan sampai minat yang
sudah ada itu menjadi kendor.
Kontak Pandang (Eye Contact)
Penguasaan suasana kelas oleh guru
sangat mempengaruhi perilaku belajar anak di dalam kelas. Kelas yang gaduh,
tidak ada perhatian, tidak ada motivasi belajar dapat bersumber dari guru yang
tidak dapat menguasai kelas.
Kontak pandang dapat dilakukan dengan
bervariasi. Guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara
bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan
variasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat yang tepat.
Kondisi sesat yang terjadi di kelas dapat mendorong perlunya penggunaan variasi
pandangan guru.
Kontak mata yang sering dilakukan akan
membangun dan membina jalinan tingkat tinggi. Tetapi untuk diingat, janganlah
memandang siswa-siswa lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan lebih
dari tiga detik sering diartikan sebagai “tatapan”. Jangan memandang ke atas
kepala siswa. Usahakan sungguh-sungguh untuk berkomunikasi dengan setiap siswa
selama pelajaran dengan menggunakan mata.
Variasi
dalam penggunaan media dan alat pengajaran
Penggunaan alat yang multi media dan
relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga
lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara
lain:
Variasi
alat atau bahan yang dapat dilihat (visual
aids)
Alat atau media yang termasuk kedalam
jenis ini adalah grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan
slide.
Variasi atau bahan yang dapat didengar (audtif aids)
Variasi atau bahan yang dapat didengar (audtif aids)
Suara guru termasuk kedalam media
komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi puisi sosiodrama, telephone dapat dipakai sebagai penggunaan indra
dengar yang divariasikan dengan indra lainnya.
Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan (motorik)
Alat atau media yang termasuk kedalam
jenis ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, mode, spesimen, patung topeng,
dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau
dimanipulasikan.
Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio visual aids)
Penggunaan alat jenis ini merupakan
tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indra yang kita miliki. Alat
atau media yang termasuk kedalam jenis ini, misalnya film, televisi, radio,
slide projector yang diiringi penjelasan guru, dan penggunaannya disesuaikan
dengan tujuan pengajaran.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola intraksi guru dengan siswa dalam
kegiatan bvelajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan
yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan oleh siswa.
Penggunaan pola intraksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan.
Pemberian penguatan
Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya,
misalnya bagus, bagus sekali, betul; ya,
seratus buat kamu!
Penguatan
nonverbal
Penguatan
gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening,
acung jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau
tajam memandang.
Penguatan
pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya
terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri
di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa, atau
berjalan di sisi siswa.
Penguatan
dengan sentuhan (contact): Guru dapat
menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan
cara menepuk-nepuk pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang
menang dalam pertandingan. Penggunaan harus dipertimbangkan dengan seksama agar
sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya setempat.
Penguatan
dengan kegiatan menyenangkan: Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau
tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan.
Penguatan
berupa simbol atau benda: Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan
berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana,
atau komentar tertulis pada buku siswa.
Jika siswa memberi jawaban yang hanya sebagian yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalakan siswa tetapi memberi penguatan tak penuh. Misalnya seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan ”ya, jawabanmu sudah baik”, tetapi masih belum disempurnakan, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawaban seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
Prinsip penggunaan variasi gaya mengajar
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar seyogyanya
memenuhi prinsip-prinsip antara lain:
Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi gaya mengajar digunakan untuk menunjang tercapainya kompetensi dasar.
Kontinyu dan fleksibel, artinya variasi digunakan secara terus-menerus selama KBM dan fleksibel sesuai kondisi.
Antusiasme dan kehangatan yang ditunjukkan oleh guru selama KBM berlangsung.
Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Prinsip penggunaan pemberian penguatan
Penggunaan keterampilan mengadakan pemberian penguatan seyogyanya
memenuhi prinsip-prinsip antara lain:
Kehangatan dan keantusiasan
Sikap
dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya
kehangatan dan keantusiasan dalam memberi penguatan. Dengan demikian tidak
terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak
disertai kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
Kebermaknaan
Penguatan
hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia
mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan
tersebut bermakna baginya.
Menghindari penggunaan respon yang negatif
Menghindari penggunaan respon yang negatif
Walaupun
teguran dan hukuman masih bisa dgunakan, respon negatif yang diberikan guru, komentar,
bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan
semangat siswa untuk mengembangkan dirinya.
Bandingan dengan teori lain
Keterampilan variasi
Pemberian
Variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan
pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang Guru
menguasai berbagai metode dalam mrngajar sebab dengan menggunakan berbagai
metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja
seorang Guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian
diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan
dalam memperhatikan pelajaran.
Keterampilan pemberian penguatan
Keterampilan
memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan
suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan
agar siswa lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan agar
siswa mengulangi lagi perbuatan yang baik. Walaupun pemberian penguatan sangat
mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak
melakukan pemberian penguatan kepada siswanya yang melakukan perbuatan baik.
Walaupun
pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan
belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat
fatal. Untuk itu ada beberapa halyang harus diperhatikan guru dalam pemberian
penguatan antara lain:
Hangat dan Antusias
Guru dalam
memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik
dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu
memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan
ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak
didengar.
Bermakna
Pemberian
penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa
dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan
dapat diterima siswa dengan senang hati.
Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian
kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi,penampilan dan
tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks,
dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya dihindari banyak
akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi
frustasi,pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan
terulang kembali.
Penggunaan Bervariasi
Pemberian
penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya
dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen
yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi
efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila
arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas,kemudian
kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.
Bandingan dengan kenyataan
Dalam
prakteknya, keterampilan variasi dan pemberian penguatan oleh seorang guru
masih belum sepenuhnya diterapkan. Terutama pada keterampilan variasi, hal ini
dapat dilihat dari masih adanya guru yang mengajar dengan cara konvensional,
sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa
menjdi lebih suka berbicara dengan teman-temannya sehingga kelas menjadi ribut
atau gaduh.
Kesimpulan
Dengan diterapkannya keterampilan
variasi dan pemberian penguatan maka perhatian siswa terhadap relevensi proses
belajar mengajar akan terpelihara dan meningkat.
Dengan diterapkannya keterampilan
variasi dan pemberian penguatan maka akan memberi kemungkinan pilihan dan
fasilitas belajar individu.
Dengan diterapkannya keterampilan
variasi dan pemberian penguatan maka akan merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar.
Dengan diterapkannya keterampilan
variasi dan pemberian penguatan maka akan meningkatkan kegiatan belajar dan membina
tingkah laku siswa yang produktif.
Rekomendasi
Bagi Pendidik agar menerapkan variasi
gaya mengajar dan pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat
meningkatkan professional pendidik sebagai tenaga pengajar.
Bagi Penulis agar dapat mengetahui
tentang implementasi variasi gaya mengajar dan sebagai bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang professional.
0 komentar:
Posting Komentar