Tapi bukan sembarang diGanti Gan

Sabtu, Desember 8

KETERAMPILAN VARIASI GAYA MENGAJAR DAN PEMBERIAN PENGUATAN



 Abstrak
Ada delapan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru, anatara lain keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelolah kelas, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, dan keterampilan mengajar kelompok kecil. Semua keterampilan tersebut harus dimiliki dan dikembangkan oleh guru. Dengan harapan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Namun penulis selaku mahasiswa calon guru, didalam makalah ini hanya membahas lebih rinci dua keterampilan saja, yaitu keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan memberi penguatan.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar dengan tujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.
Prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam menggunakan variasi diantaranya; Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif; Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat; Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan sebelumnya; Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.
Kegiatan memberi penghargaan atau penguatan merupakan suatu usaha seorang guru dalam membangkitkan motivasi seorang siswa dengan harapan, apa yang telah dikerjakan/diusahakan supaya selalu ditingkatkan.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.

Pendahuluan
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Orang akan lebih suka bila hidup ini diisi dengan variasi dalam arti yang positif. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, bila guru dalam mengajar tidak menggunakan variasi maka akibatnya murid akan merasa bosan akan pelajaran yang telah di sampaikan oleh guru tersebut, akan mengurangi perhatian siswa, dan dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.

Permasalahan aktual
Beberapa faktor yang menyebabkan kebosanan siswa terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru, guru yang tanpa menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu diperhatikan, hal-hal yang seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang alias terganggu. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar siswa termotivasi, bergairah dan menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar.

Tujuan
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi proses belajar mengajar.
Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu.
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penulis mengharapkan makalah ini mampu memperluas wawasan dan menambah pengetahuan
serta mengembangkan khazanah keilmuan, khususnya di bidang keterampilan mengajar, yaitu tentang variasi gaya mengajar guru dan pemberian penguatan. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

Bagi Pendidik
Dapat menjadi informasi tentang bagaimana pentingnya penerapan variasi gaya mengajar dan pemberian penguatan.
Dapat meningkatkan professional pendidik sebagai tenaga pengajar.

Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang implementasi variasi gaya mengajar dan pemberian penguatan.
Dapat dijadikan bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang professional.

Tinjauan Teoritik

Variasi gaya mengajar
Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.
Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
Sedangkan gaya mengajar ialah gaya yang dilakukan guru pada waktu mengajar di muka kelas. Gaya mengajar menurut Soetomo adalah laku mengajar seorang guru.
Berdasarkan pengertian di atas, maka variasi gaya mengajar adalah suatu kegiatan/ tindakan guru yang beraneka ragam dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam situasi belajar-mengajar di dalam kelas peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, gairah, serta penuh partisipasi.

Penguatan (Reinforcement)
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal yang merupakan bagian dari modifkasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Atau penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulang kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membereskan hati siswa agar mereka lebih giat berprestasi dalam interaksi belajar mengajar.

Komponen-Komponen Masalah

Keterampilan Variasi


Variasi Suara Guru
Seorang guru dapat menggunakan kalimat-kalimat yang berirama dengan penekanan disana-sini. Atau mungkin justru mengucapkan dalam volume lebih rendah untuk menimbulkan efek tertentu.
Variasi kecepatan meningkatkan kepentingan pesan, menonjolkan frase yang penting. Dengan mengubah kecepatan dengan jeda yang sering, irama yang mantap, dan klausa yang pendek, siswa akan tetap berminat sambil juga menambah ketertarikan dan antisipasi pada pesan yang disampaikan.
Variasi suara bahkan mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Menggunakan bisikan untuk hal-hal yang penting. Menggunakan kalimat pendek dan cepat untuk menimbulkan semangat. Pola bicara berirama dengan kecepatan sedang akan menarik pelajar auditorial. Selain itu gerakan kepala dan wajah akan membantu variasi suara.
Suara ini tentunya tidak bisa dibuat-buat, karena suara ada sejak lahir. Gunakan suara itu apa adanya, yang penting suara guru hendaknya dapat didengar oleh anak dari segala penjuru kelas. Suara yang enak dengan bahasa yang baik akan lebih membuat pelajaran hidup dan bergairah.

Variasi Mimik Dan Gestural (Gerak)
Kesan antusiasme guru dapat muncul dengan membuat variasi mimik dan gestural. Perubahan-perubahan mimik dapat membantu siswa untuk menangkap makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan gerak gestural yang bermakna dan benar dapat memudahkan anak memahami konsep.
Penggunaan variasi mimik juga dapat membantu guru agar tidak perlu menegur anak didiknya dengan menggunakan lisan atau mengulang-ulang ekspresi kepuasan dan perasaan lega terhadap perbuatan tertentu dengan perkataan. Cara ini sangat efektif dipraktikkan kepada sekelompok orang, karena di sana ada orang-orang yang cukup menegurnya dengan pandangan tajam dan tidak membutuhkan dengan menghardiknya atau mengomelinya, dan di sana ada orang-orang yang lebih terpengaruh dengan senyuman dan muka manis daripada guru mengatakan kepadanya, “Bagus kamu” atau “Ini bagus”, tanpa diiringi dengan apresiasi wajah yang menunjukkan terhadap perasaan lega dan suka.

Perubahan Posisi
Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan mendekat menjauh, ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Dengan perubahan posisi guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu guru dapat dengan segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak. Gerakan mendekati anak dapat menimbulkan efek psikologis bagi anak, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat. Guru sebaiknya berdiri pada tempat yang dapat dilihat oleh seluruh kelas. Guru tidak perlu terlalu sering mondar-mandir, begitu pula tidak perlu terlalu terpaku pada satu tempat saja.

Kesenyapan (Diam Sejenak)
Ketika guru sedang menjelaskan suatu pengetahuan tertentu (fakta, konsep, prinsip, generalisasi atau problem solving) dapat saja terjadi memudarnya perhatian anak. Untuk itu, guru menggunakan teknik “diam sejenak”, untuk membuat anak memperbaharui perhatiannya. Apabila gejala perhatian anak telah muncul, guru dapat meneruskan penjelasan.
Diam sejenak dapat diterapkan secara proporsional dan dengan waktu yang sangat singkat. Dalam satuan waktu belajar, apabila frekuensi penggunaan terlalu tinggi dapat mengganggu kelancaran anak dalam menguasai bagian pengetahuan yang diterangkan guru. Demikian pula apabila diamnya terlalu lama dapat menimbulkan kegelisahan anak.
Diam di tengah-tengan penjelasan guru memiliki beberapa faidah yang sangat baik. Diantaranya, bahwa hal itu dapat menarik perhatian siswa, dimana seorang guru berbicara pada tema tertentu kemudian berhenti secara tiba-tiba, sungguh hal ini tidak diragukan lagi akan melahirkan perhatian orang yang mendengar. Diam sejenak juga memberikan kesempatan bagi guru untuk menarik nafas dan mengambil sedikit relaks, memberikan guru kesempatan untuk menata ide, dan itu adalah aktivitas otak yang tidak akan menghabiskan waktu kecuali beberapa detik saja.

Pemusatan Perhatian (Focusing)
Kemudahan belajar anak dipengaruhi pula oleh kadar perhatian yang dipusatkan anak terhadap pelajaran guru. Karena itu, merupakan tugas untuk merangsang munculnya perhatian anak. Untuk membangkitkan perhatian anak, guru dapat melakukan teknik “pemusatan perhatian”.
Pada waktu guru mengajar ia harus selalu berusaha agar murid memusatkan perhatian kepada segala sesuatu yang disajikan olehnya kepada para pelajar dan menjaga jangan sampai minat yang sudah ada itu menjadi kendor.

Kontak Pandang (Eye Contact)
Penguasaan suasana kelas oleh guru sangat mempengaruhi perilaku belajar anak di dalam kelas. Kelas yang gaduh, tidak ada perhatian, tidak ada motivasi belajar dapat bersumber dari guru yang tidak dapat menguasai kelas.
Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. Guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat yang tepat. Kondisi sesat yang terjadi di kelas dapat mendorong perlunya penggunaan variasi pandangan guru.
Kontak mata yang sering dilakukan akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi. Tetapi untuk diingat, janganlah memandang siswa-siswa lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan lebih dari tiga detik sering diartikan sebagai “tatapan”. Jangan memandang ke atas kepala siswa. Usahakan sungguh-sungguh untuk berkomunikasi dengan setiap siswa selama pelajaran dengan menggunakan mata.

Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran
Penggunaan alat yang multi media dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain:

Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini adalah grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide.

Variasi atau bahan yang dapat didengar (audtif aids)
Suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi sosiodrama, telephone dapat dipakai sebagai penggunaan indra dengar yang divariasikan dengan indra lainnya.

Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan (motorik)
Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru  atau siswa, mode, spesimen, patung topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan.

Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio visual aids)
Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indra yang kita miliki. Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini, misalnya film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, dan penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran.

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola intraksi guru dengan siswa dalam kegiatan bvelajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan oleh siswa. Penggunaan pola intraksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

Pemberian penguatan

Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya, misalnya bagus, bagus  sekali, betul; ya, seratus buat kamu!

Penguatan nonverbal
Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acung jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.

Penguatan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa, atau berjalan di sisi siswa.

Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penggunaan harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya setempat.

Penguatan dengan kegiatan menyenangkan: Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan.
Penguatan berupa simbol atau benda: Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, atau komentar tertulis pada buku siswa.

Jika siswa memberi jawaban yang hanya sebagian yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalakan siswa tetapi memberi penguatan tak penuh. Misalnya seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar,  sebaiknya guru menyatakan ”ya, jawabanmu sudah baik”, tetapi masih belum disempurnakan, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawaban seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

Prinsip penggunaan variasi gaya mengajar
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar seyogyanya memenuhi prinsip-prinsip antara lain:

Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi gaya mengajar digunakan untuk menunjang tercapainya kompetensi dasar.

Kontinyu dan fleksibel, artinya variasi digunakan secara terus-menerus selama KBM dan fleksibel sesuai kondisi.

Antusiasme dan kehangatan yang ditunjukkan oleh guru selama KBM berlangsung.

Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Prinsip penggunaan pemberian penguatan
Penggunaan keterampilan mengadakan pemberian penguatan seyogyanya memenuhi prinsip-prinsip antara lain:

Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberi penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.

Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan tersebut bermakna baginya.

Menghindari penggunaan respon yang negatif
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa dgunakan, respon negatif yang diberikan guru, komentar, bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya.
Bandingan dengan teori lain

Keterampilan variasi
Pemberian  Variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang Guru menguasai berbagai metode dalam mrngajar sebab dengan menggunakan berbagai metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja seorang Guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam memperhatikan pelajaran.

Keterampilan pemberian penguatan
Keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan agar siswa mengulangi lagi perbuatan yang baik. Walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada siswanya yang melakukan perbuatan baik.
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu ada beberapa halyang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:

Hangat dan Antusias
Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar.

Bermakna
Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.

Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi,pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan terulang kembali.

Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas,kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.

Bandingan dengan kenyataan
Dalam prakteknya, keterampilan variasi dan pemberian penguatan oleh seorang guru masih belum sepenuhnya diterapkan. Terutama pada keterampilan variasi, hal ini dapat dilihat dari masih adanya guru yang mengajar dengan cara konvensional, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa menjdi lebih suka berbicara dengan teman-temannya sehingga kelas menjadi ribut atau gaduh.

Kesimpulan
Dengan diterapkannya keterampilan variasi dan pemberian penguatan maka perhatian siswa terhadap relevensi proses belajar mengajar akan terpelihara dan meningkat.

Dengan diterapkannya keterampilan variasi dan pemberian penguatan maka akan memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu.

Dengan diterapkannya keterampilan variasi dan pemberian penguatan maka akan merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.

Dengan diterapkannya keterampilan variasi dan pemberian penguatan maka akan meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.


Rekomendasi
Bagi Pendidik agar menerapkan variasi gaya mengajar dan pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan professional pendidik sebagai tenaga pengajar.

Bagi Penulis agar dapat mengetahui tentang implementasi variasi gaya mengajar dan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang professional.
Categories:


Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Jangan lupa tinggalkan komentar Anda setelah membaca blog ini ya! Hubungi saya di robiantositumorang@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar